Monday, January 31, 2022

, ,

MENYESAL SERIBU RUPIAH

Iya penyesalan memang selalu datang di akhir. Kalau datangnya di awal namanya pendaftaran. Sering banget dengar celetukan seperti itu. Haha

Ada banyak kemungkinan yang akan dilakukan seseorang setelah menyadari bahwa dia telah berbuat salah ke orang lain. Menyesal kemudian meminta maaf, dan  berusaha untuk tidak mengulanginya. Atau menyesal kemudian meminta maaf, dan tetap mengulanginya. Atau tidak menyesal, tidak meminta maaf, dan tetap mengulanginya.

*masih ada kemungkinan lainnya nggak sih?!

Perkara seribu rupiah LIFAH pernah marah ke ibuk tapi ngengsi untuk minta maaf dan pada akhirnya mendatangkan perasaan menyesal untuk waktu yang cukup lama.

LIFAH jaman putih abu-abu, selalu punya sumbu sabar yang panjang untuk orang lain tapi TIDAK untuk keluarga di rumah.

*Definisi jago kandangnya LIFAH.

Yups, LIFAH jaman putih abu-abu pernah beberapa kali banting pintu perkara sangu sekolah yang diberikan ibuk kurang 2000 atau 1000 rupiah. Lebih seringnya 1000 rupiah.

Biasanya, drama banting pintu terjadi saat bapak belum gajian sementara uang gaji bapak bulan lalu yang dikelola ibuk sudah menipis. Jadi pengeluaran apa yang bisa dipangkas ya dipangkas. Dan seringnya sangu anak-anaklah yang dipangkas ibuk.

Maksud ibuk sih baik ya berhemat sampai tiba waktunya bapak terima gaji. Supaya nggak pinjam sana sini. Nggak ngerepotin tetangga atau keluarga. Tapi mungkin LIFAH jaman itu belum berpikir jauh sampai sana. Selalu beranggapan ibuk tuh nggak adil. Selalu menomorsatukan kakak. Karena selalu sangu saya yang dipangkas.

"Padahalkan bisa sangunya kakak aja yang dikurangi. LIFAHnya nggak usah. LIFAH naik angkot jaraknya jauh. Sementara kakak naik motor, jaraknya dekat, sangunya besar, dan bensin udah di fulltank-in ibuk." gerutu saya kesal sambil keluar rumah banting pintu belakang.

Banting pintunya sih nggak terlalu keras sampai bisa buat tetangga keluar rumah untuk mastiin apa yang terjadi. Tapi ya pasti ibuk pahamlah suara pintu yang ditutup anaknya pas lagi marah dan NGGAK lagi marah 😂. #naluriseorangibuk

*tidak untuk ditiru yaaaa

Biasanya perasaan marah ke ibuk akan mereda saat sudah di angkot. Duduk di paling pojok kursi penumpang. Mengarahkan padangan ke kaca jendela yang terbuka. Merenungi perbuatan. Di situlah rasa bersalah dan penyesalan datang.

"Marah boleh, fah! Tapi nggak perlu banting pintu."

Dan sampainya di sekolah perasaan menyesal tetiba saja hilang ditelan bumi. 

(Jam pulang sekolah)
Dalam perjalanan pulang ke rumah, perasaan menyesal datang kembali. Memenuhi ruang kepala. Menenggelamkan perasaan marah yang masih tersisa. Akhirnya mencoba meyakinkan diri untuk minta maaf ke ibuk. Lagi-lagi di kursi paling pojok angko K-10.

Ekspetasi emang seringnya nggak sesuai realita ya. Sampai di rumah jangankan minta maaf, nyapa ibuk aja gengsi. Seringnya selalu ibuk yang mulai percakapan lebih dulu. Tapi setidaknya saya nggak pernah lupa untuk salam dan cium tangan ibuk.

Ibuk: "Tadi nggak macet kan mba?!" (dalam judul memastikan anaknya jajan)

Me: "Nggak" 

-END-

Bersyukur, drama seribu rupiah hanya berlangsung beberapa bulan karena setelah itu gajian bapak sudah on time kembali. Ibu di rumah juga punya kesibukan yang bisa bantu pemasukan keluarga. Dan LIFAH punya uang jajan tambahan dari budhe tetangga yang setiap malam ditemani LIFAH.

*kapan-kapan (semoga nggak malas) mau nulis tentang budhe tetangga baik hati #bertemuorangbaik

Selain drama seribu rupiah, hal yang selalu membuat emosi jiwa LIFAH putih abu-abu adalah mondar-mandirnya orang rumah pas LIFAH lagi nyapu atau ngepel.

Biasanya kalau bapak atau ibu lebih ke nggak sengaja gitu lewat. Nggak tahu kalau saya lagi ngepel. Setelah itu  merekanya minta maaf.

-happy ending-

Kalau adik atau kakak ya jangan ditanya. Seringnya malah sengaja mondar-mandir biar sayanya marah.

"Duh tahu nggak sih gue cape baru pulang?!! Bisa nggak mondar-mandir nggak sih?!!" kata saya sambil banting pel-pelan. ðŸ˜¡ðŸ”¥

*sementara yang mondar-mandir mukanya lempeng aja.

Herannya, drama mondar-mandir orang rumah  sampai sekarang masih sering terjadi -_____-. Sekarang sih seringnya si kakak. Tapi karena LIFAH versi saat ini sudah jago kontrol emosinya (PAMER). Udah bisa bodo amatin hal-hal yang bisa buat emosi jiwa. Jadi ya udah nggak pernah ada yang namanya drama banting pel-pelan. Haha

*semoga dibaca kakak tercinta 😉

Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya kali ini.

See you ditulisan saya berikutnya..
READ MORE... MENYESAL SERIBU RUPIAH