Saturday, May 30, 2020

,

IDUL FITRI SPESIAL #DIRUMAHAJA


Idul Fitri Kaleng Kong Ghuan

Idul Fitri tahun ini tidak ada yang menitip dan dititipi kunci rumah karena mudik. Tidak ada yang meminta dan diminta menyalakan atau mematikan lampu rumah. Semua menikmati idul fitri tanpa kampung halaman.

Takbir pun mulai berkumandang di seluruh penjuru. Sepanjang hari. Di rumah-rumah, masjid dan mushola, gang-gang kecil, sampai penjual cakwe keliling yang gerobaknya punya speaker.

Setiap rumah sibuk menyambut idul fitri dengan caranya masing-masing. Ada yang sibuk dengan volume takbirnya. Ada yang sibuk dengan opor, rendang, semur, sambal goreng kentang, dan menu Idul Fitri lainnya. Ada yang sibuk dengan kue-kue lebarannya. Bahkan ada yang sibuk merangkai kata ucapan Idul Fitri untuk di broadcast ke semua kontak whatsapp. Tahun ini sedikit lebih meriah karena semua #dirumahaja

Esok harinya gema takbir makin lantang berkumandang. Lewat speaker masjid, mushola-mushola, dan beberapa rumah warga. Pukul 05.30 beberapa sajadah sudah tergelar rapi meski tidak ada pemiliknya. Kadang sampai sholat Ied selesai pun sajadah itu masih aja tidak ada pemiliknya. 

Seperti yang ditulis di surat edaran yang dibagikan ke setiap rumah satu hari sebelumnya. Ada beberapa protokol yang harus dijalankan jika ingin Shalat Ied berjamaah di Mushola. Wajib bermasker, wajib menjaga jarak, wajib mencuci tangan, dan disemprot disenfektan oleh panitia. Satu lagi wajib memaafkan tetangga. Upss, itu urusan masing-masing.

Lantunan takbir yang dikumandangkan oleh bilal berkolaborasi indah dengan para jamaah. Kemudian dimulailah khutbah oleh khotib dengan suara lantangnya. Semua sibuk mendengarkan seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Tanpa berjabat tangan pun kita sudah saling memaafkan."
Begitu yang dikatakan khotib shalat Idul Fitri di lingkunganku.^^

Lantangnya imam sholat membaca potongan surah Ar-Rahman pada rakaat pertama dan kedua, serta doa penutup yang di Aamiin-kan oleh para jamaah. Semua begitu khidmat, nan syahdu.

Di tahun-tahun sebelumnya, momen setelah selesai sholat idul fitri juga yang paling dinanti. 

Mencari sandal jepit di tengah tumpukan sendal jepit lainnya. Ini untuk semua. Tidak terkecuali. Bapak-bapak, ibu-ibu, remaja, hingga anak kecil pun sibuk mencari sendal mereka.

Selain itu momen berjabat tangan dan saling berpelukan usai sholat pun yang tidak akan terlewati. Ada yang hanya sekedar meminta maaf, ada yang meminta maaf kemudian bertanya kabar, bahkan ada yang meminta maaf dan gak basa-basi tanya kapan nikah haha.

Upps, tapi itu hanya cerita di tahun-tahun sebelumnya. Idul Fitri tahun ini dikemas berbeda. 

Tidak banyak sandal yang bertumpuk. Sebagian ditata rapih oleh pemiliknya. Dan alasan lainnya adalah pembatasan jumlah jamaah shalat Idul Fitri. Tidak ada saling sapa dan berjabat tangan. Apalagi berbincang rekan sebelah. Semua menjaga jarak. Semua dipaksa untuk tidak apa-apa tidak saling berbincang dan berjabat tangan.

Ah, tidak masalah yang terpenting adalah semua saling memohon maaf. Anak meminta maaf kepada bapak-ibu dan sebaliknya. Isteri meminta maaf kepada suami dan sebaliknya. Adik meminta maaf kepada kakak dan sebaliknya. Cucu meminta maaf pada kakek-nenek dan sebaliknya. Saudara meminta maaf kepada saudara lainnya. Tetangga meminta maaf kepada tetangga lainnya. Tetangga depan, samping, dan belakang rumah. Meski hanya lewat telpon atau sosial media. Itu sudah cukup untuk idul fitri tahun ini.

Ayo lebaran #dirumahaja. Sekedar nonton sinema pintu berkah, buka netflix nonton drakor (drama korea), streaming youtube, makan ketupat kuah opor, cemilin kue nastar, hompimpa wafer spesial kaleng kong ghuan, video call orang tersayang, atau sekedar leyeh-leyeh di kasur pun tidak masalah.

Pokoknya Ayo #dirumahaja. Lakukan yang bisa dilakukan. Dari yang bermanfaat sampai yang gak bermanfaat. Selama membuat hati senang dan gak merugikan orang lain. Itu sah-sah saja.

Sampai jumpa ditulisan berikutnya. Taqoballahu Minna Wa Minkum. Minal Aidin Wal Faidzin.
Salam hangat

Lifah.



READ MORE... IDUL FITRI SPESIAL #DIRUMAHAJA