Wednesday, September 30, 2020

REVIEW WEB DRAMA KOREA #2 POSITIVE PSHYQUIE

Permisi, mau review web drama POSITIVE PHSYQUIE nya Do Kyung Soo saya tuh.

Web drama POSITIVE PHSYQUIE punya alur yang santai dan nggak berat jadi cocok ditonton untuk penikmat drama yang males mikir. Selain itu, web drama ini hanya 6 episode jadi ya bisa selesai dalam sehari nonton. 
Hwan Dong dan Hwang In Guk

Pemain
Do Kyung Soo (D.O) sebagai Kim Hwan Dong
Chae Seo Jin sebagai Bang Hye Jung
Lee David sebagai Hwang In Guk
Kim Jung Soo sebagai Profesor Ma
Kim Eui Sung sebagai Ayah Hwang Dong
Nam Gi Ae sebagai Ibu Hwang Dong

SINOPSIS
Web Drama Positive Pshyquie bercerita tentang Hwan Dong, seorang mahasiswa jurusan perfilman tingkat akhir yang sedang membuat project film sebagai syarat kelulusannya. Meski naskah filmnya memenangkan hadiah utama, namun Hwan Dong kesulitan mencari dana dan pemainnya. Karena deadline sudah semakin dekat Hwan Dong akhirnya nekat mengajak mantan kekasihnya untuk menjadi aktris utama yang tidak lain adalah seniornya di kampus yang saat itu sudah lulus.

HWAN DONG DAN KELUARGA RECEHNYA
Ayah dan ibu Hwan Dong fokus menonton film, sementara adiknya asik rebahan. Datanglah Hwan Dong yang sibuk mencari kesalahan jalan cerita film tersebut. Hwan Dong mengomentari ini dan itu. Dan lucunya adalah film yang sedang dikomentari oleh Hwan Dong itu diperankan oleh mantan kekasihnya, Bang Hye Jung.

Keluarga Hwan Dong

Hwang Dong Mencari Dana

"Ayah yang tampan"
"Ibu yang cantik"
Boleh aku minta uang?

Dan tanpa basa-basi ibunya pun bilang "ibu tidak punya uang." Hwan Dong langsung diskak gitu. Ayah Hwan Dong menambahkan jika rumah yang mereka tempati bahkan milik bank. Jadi intinya Ayah Ibu Hwan Dong nggak bisa kasih uang ke Hwan Dong. Ekspresi Hwan Dong pun tetiba berubah. 

Dikeluarkanlah segala unek-unek Hwan Dong  sebagai anak yang disimpan selama hidupnya tentang ketidakadilan dalam keluarga. Hihi

"Adik perempuanku bahkan dileskan bahasa inggris. Kenapa aku diperlakukan berbeda?"

Setelah puas keluarin unek-uneknya Hwan Dong masuk kamar dan ambil posisi rebahan yang paling pas buat merenungi nasibnya. Nggak lama kemudian ayah Hwan Dong masuk kamar dan memberikan kartu ATM. Ayah Hwan Dong bilang saldo yang ada di dalamnya untuk bantu Hwan Dong membiayai project filmnya. Betapa bahagianya Hwan Dong. Eh tapi kok ekspresi bahagianya Hwan Dong nggak mendukung sih haha.

Keesokkan harinya Hwan Dong dan In Guk mengecek saldo ATM yang diberikan ayah Hwan Dong. Dan taraaa.... surprise😅

Mereka berdua terkejut dan terheran-heran karena ternyata jumlah saldo dari atm yang tampil di layar mesin atm jauh dari kata cukup untuk membiayai pembuatan film Hwan Dong haha. Jangankan untuk pembuatan film, untuk makan siang kru aja nggak cukup wkwkw.

PERSHABATAN HWAN DONG, IN GUK
Terkesan banget sama persahabatan Hwan Dong dan Hwang In Guk. Definisi persahabatan yang tak kenal banyak atau dikitnya uang. In Guk ada saat suka dan kebanyakan dukanya Hwan Dong. Satu lagi. In Guk adalah tipe sahabat yang bisa diajak gesrek bersama. Bisa ngegas sesuka hati saat Hwan Dong melakukan kesalahan bahkan hal bodoh.

Hwan Dong dan In Guk mendatangi Profesor Ma untuk meminta agar kampus mendanai pembuatan film mereka. Namun Profesor Ma menolaknya dengan alasan sejak beberapa tahun lalu kampus sudah tidak mendanai pembuatan film yang dilakukan mahasiswa. 

Hwan Dong dan In Guk kecewa berat dengan jawaban yang mereka dengar dari Profesor Ma. Bisa dilihat dari eksperesi pasrahnya mereka berdua 😂.


Mungkin ya Professor Ma kasihan dengan dua pemuda yang duduk di hadapannya, Dia pun  menyarankan agar dua pemuda itu meminta bantuan kepada Bang Hye Jung untuk menjadi pemeran utamanya. Bang Hye Jung adalah mantan senior Hwan Dong di kampus dan sekaligus mantan kekasihnya Hwan Dong.


Hwan Dong akhirnya memberanikan diri menghubungi Bang Hye Jung. Namun malangnya (baca: beruntung) Hwan Dong, sang mantan tidak mengangkat teleponnya. Tapi nggak lama kemudian Bang Hye Jung menelpon balik Hwan Dong. Paniklah kedua pemuda itu dibuatnya.

Hwan Dong ~> Duh, angkat nggak ya?!
In Guk ~> bro, buruan angkat ini tuh hidup dan mati kita.
Me ~> please, jangan diangkat (halu)
Sutradara ~> mau gak dibayar?! angkat!

DIANGKAT

Setelah itu keduanya bertemu untuk menandatangani kontrak kerja. Asikkan ketemu mantan🙃.

Hwan Dong jelasin kalau dia nggak punya cukup budget untuk bayar Hye Jung. Dan Hye Jung pun mengerti akan hal itu.

Hwan Dong dan In Guk pun rela jadi tukang gali tanah demi mendapatkan uang untuk membiayai pembuatan film mereka.

Permasalahan lain yang harus dihadapi Hwan Dong adalah jadwal sang aktris yang berbenturan dengan jadwal syuting film.

Hwan Dong dan Bang Hye Jung


Ending

Yeay, syuting akhirnya dimulai Hwan Dong berjanji akan melakukan yang terbaik dengan para timnya.  Hwan Dong Hwaiting.

Sementara kisah percintaan Hwan Dong dan Bang Hye Jung sepertinya bersemi kembali untuk kedua kalinya. Bisa dilihat dari ekspresi Hwan Dong yang malu-maluin. Eh maksudnya malu-malu. Maaf, agak gak rela soalnya.



READ MORE... REVIEW WEB DRAMA KOREA #2 POSITIVE PSHYQUIE

Wednesday, July 08, 2020

,

TRIP BALI #2 : MEGAHNYA GARUDA WISNU KENCANA (GWK)


KUTA DAN DRAMANYA
Sampai di Pantai Sanur member trip berjalan kaki ke titik dimana bisa memesan go car menuju hostel yang sudah di-booking. Jarak dari Pantai Sanur ke titik pemesanan go car lumayan buat nafas ngos-ngosan. Tapi karena jalannya bareng-bareng jadi nggak banyak keluhan hehe.

Kami memesan dua go car untuk sampai ke hostel yang lokasinya di Kuta. Setelah 30 menit perjalanan akhirnya sampai di hostel. Saat itu hari sudah lumayan gelap.
Hostel Di Kuta

Sesampainya di hostel kami langsung menyelesaikan administrasi (membayar uang jaminan dan menunjukkan kartu identitas masing-masing). Setelah itu masing-masing member trip mendapatkan satu kunci loker yang bernomor.

Dimulailah drama perhostelan
(Semua member trip berjalan menuju kamar yang sudah dibooking)

Jeng jeng jeng semua syok tanpa terkecuali.

Kamarnya nggak sesuai ekspetasi. Bukan karena nggak bagus yaa bukan. Tapi yang jadi masalah adalah laki-laki dan perempuan ada di kamar yang sama.  Dan waktu itu di kamar yang kami pesan ada dua turis lain dan dua-duanya laki-laki. Satu turis asing satunya turis lokal. Kamar yang kami tempati ada empat tempat tidur bertingkat yang muat untuk  delapan orang. Empat orang di kasur bawah dan empat lainnya di kasur atas.

Beda banget sama kamar sebelah yang isinya perempuan semua. Udah coba komplain tapi hasilnya nihil. Cuma berhasil minta password wifi hehe. Akhirnya dengan lapang dada, kami pun menerimanya.

Belum selesai dengan drama kamar tidur, drama kamar mandi pun terjadi.

Hai guys, masa kamar mandinya..(setelah cek kamar mandi).
Masa pintu kamar mandinya...!!!!
Masa...
Masa...

Dua lainnya kroscek yang terjadi dengan "masa kamar mandinya..."

Sementara dua lainnya masih syok dengan "masa kamar mandinya..." panik dan segera mencari alternatif tanpa melihat kondisi kamar mandinya.

Alternatif dua member trip (Ciung dan Lifah)
"Yuk mandi di toilet mandinya Pantai Sanur aja atau cari toilet mandi yang dekat sini!?!?
Yuk ah..! Atau pindah aja yuk dari sini!"

Sementara dua lainnya setelah kroscek apa yang terjadi:
Coba lihat dulu aman kok!
Mandinya bareng aja. Samping-sampingan, gimana?!?!

Akhirnya drama kamar tidur dan kamar mandi pun (terpaksa) happy ending.

Di kamar semua serba gelap karena share room dengan turis lain. Jadi kami harus "sadar diri" hehe. Cari baju salin gelap, sholat gelap, touch up gelap, telponan gelap, ngobrol gelap dan bisik-bisik, sampai packing pun gelap. Pokoknya kek rumah yang abis token listrik gitu. Untung hati cerah secerah langit Penida haha.

Pagi hari di Hostel.
Saking parnonya karena share room tidurpun jadi gak nyenyak. Jam 4 pagi beberapa member trip sudah melek mata. Tunggu adzan subuh untuk sholat. Karena nggak bisa tidur lagi akhirnya leyeh-leyeh di kasur sampai matahari terbit.

Drama kamar mandi pun berlanjut
Dua orang mandi dengan cara yang unik. Mereka mandi satu kamar mandi dengan saling membelakangi satu sama lain. Tiga orang mandi dengan tiga kamar mandi yang terpisah tapi berjajar dengan kesepakatan: pokoknya masuk bareng, keluar bareng. Satu orang mandi tanpa pakai drama (sebut saja Omat).

GARUDA WISNU KENCANA
Hari terakhir di Bali, kami memilih GWK (Garuda Wisnu Kencana) untuk destinasi selanjutnya. Sewa tiga motor dekat hostel. Bermodalkan google maps kami berenam pun berangkat ke GWK.
Naik Motor Sewaan Ke GWK

Pakai drama nyasar nggak?
Oh sudah pasti haha. 
Kok ga bener sih baca mapsnya?!
Sini gue aja yang baca mapsnya!!
Eh si itu belum keliatan!
Telpon!
Telpon coba tanya dimana!!
Eh si itu kejebak lampu merah. Tungguin!

Namanya trip bareng ke Bali pertama kali dan hanya bermodalkan maps wajar aja banyak drama. Setelah drama panjang google maps akhirnya sampai di GWK. Harga tiket masuk untuk turis lokal (saat itu) sekitar Rp 80.000,- (sekarang 125.000,-). Belum termasuk parkir kendaraan. Setelah membeli tiket akan dapat gelang berwarna kuning untuk dipakai sebagai tanda sudah beli tiket dan sebagai syarat masuk GWK pastinya.
Member Trip Dan Tiket GWK

Ada berbagai pertunjukan seni di Amphitheater seperti Balinese Dance, Kecak Garuda Wisnu, Dance Nusantara, dan lainny. Untuk jadwal pertunjukannya bisa dilihat di pintu masuk Amphitheater atau brosur. Setelah pertunjukan seni selesai biasanya beberapa turis bisa melakukan foto bersama dengan penari. Dan gratis nggak dipungut biaya hehe.
Pertujukan Tari di Amphitheater

Setelah puas menyaksikan pertunjukan seni di Amphitheater akhirnya kami memulai tur di area GWK lainnya. Waktunya mencari spot foto untuk feed instagraaaam.
Member Trip Hunting Spot Foto

Sampai di Festival Park area out doornya GWK yang sering dijadikan tempat untuk konser atau pertemuan penting lainnya. Di Festival Park kami bisa melihat dan berfoto-foto dibanyak tempat contohnya Plaza Garuda dan Lotus Pond. Atau bisa keliling GWK tanpa berlelah-lelah ria jalan kaki alias dengan sewa Segway.

Lotus Pond spot untuk foto-foto dengan latar belakangnya dua tebing besar saling berhadapan yang berkolaborasi indah dengan langit Bali. Sambil antre foto di Plaza Wisnu kita pun bergantian foto di Lotus Pond. Pose cantik, kang foto pun hitung 1, 2, 3 cekrek. Kalau foto nggak sesuai dengan ekspetasi fotopun diulang hehe.
Lotus Pond (Tebing Breksi)

Plaza Garuda

Plaza Kura-kura

Di Plaza Wisnu ada suara gamelan Bali yang dimainkan oleh dua anak di sudut pojok area. Saat yang lain sibuk foto di Plaza Wisnu, say malah penasaran sama dua anak yang memainkan gamelan. 
Plaza Wisnu

Garuda Wisnu Kencana

Member Trip (Taken By Omat)

Kami juga sempat makan di area dalam GWK. Makan ayam bakar sambal Mattah + es teh manis. Harganya lupa tapi masih terjangkau buat kantong. Dan yang paling gak bisa dilupa adalah sambal mattahnya ituloh.

Oh iya toilet di dalam area GWK dekat Amphiteater itu bersih dan ber AC. Petugasnya juga ramah. Di dalam GWK ada fasilitas mushola juga. Yang ingin sholat bisa tanya ke petugas untuk akses ke musholanya karena tempatnya agak di sudut (dekat tempat belanja oleh-olehnya GWK). Ada petunjuk arahnya sih tapi belum afdhol kalau belum tanya haha. Selesai dengan Garuda Wisnu Kencana  member trip on the way ke Airlangga untuk berburu oleh-oleh.
Ice Cream di GWK

PUSAT OLEH-OLEH AIRLANGGA
Pemberhentian terakhir sebelum pulang ke Jakarta adalah membeli oleh-oleh. Nggak seperti trip ke Yogyakarta sebelumnya yang heboh beli oleh-oleh titipan sampai hampir ketinggalan kereta. Trip kali ini kami memutuskan untuk meminimalisir oleh-oleh titipan dan waktu belanja. Beli makanan sedikit mungkin dan beli oleh-oleh (pakai) hanya untuk diri sendiri juga keluarga di rumah (tetap aja berjam-jam dan berkardus-kardus) haha. Inget banget Desi sampai nyiapin tas dari rumah ^^. Warbiyazaah Desi tuh.
Erlangga Pusat Oleh-oleh Bali

BACK TO JAKARTA
Penerbangan kami pukul 08.00 WITA. Check out dari penginapan kita di Kuta jam 05.30an (dengan penuh drama kamar mandi tentunya). Order dua go car buat otw Ngurah Rai. Go car pertama berangkat lebih pagi karena ternyata salah satu dari kami flightnya duluan.
Menuju Jakarta

Sesampainya di Ngurah Rai, drama pun terjadi lagi. Screenshootan ajalah biar padat, jelas dan gak berliku-liku ceritanya. Selamat membaca chat room grup kami. Harap dimaklumi kalau typo dan kata-kata kurang berkenan.
Drama Bandara Ngurah Rai 

Langit bali lagi indah banget pagi itu. Terik matahari juga belum terlalu waw. Jadi mari abadikan moment untuk dikenang.

JAKARTA
Akhirnya sampai di Jakarta dengan selamat, bahagia, dan penuh drama yang kelak akan jadi cerita di masa yang akan datang. Sebelum pulang ke rumah masing-masing. Kami berlima (tanpa isty yang sudah dijemput) makan di Solaria Soetta. Review perjalanan kita selama di Penida dan Bali sambil kenyangin perut.

Semoga kelak bisa liburan bareng lagi. Jelajah Bali lebih luas atau tempat indah lainnya.

Terima kasih telah membaca.
Salam hangat,

Lifah
READ MORE... TRIP BALI #2 : MEGAHNYA GARUDA WISNU KENCANA (GWK)
,

TRIP BALI #1 : INDAHNYA NUSA PENIDA

Yeay, akhirnya nggak sekedar wacana-wacana club. Akhirnya Nusa Penida. Akhirnya Bali. Dan yups, akhirnya bisa trip bareng bestie.

Tulisan ini saya persembahkan untuk kelima member trip Bali. Hai kaliaaan. Semoga baca tulisan ini yaa.

SOEKARNO HATTA MENUJU I GUSTI NGURAH RAI
Saya dan kelima member trip (Linda, Ciung, Isty, Desi, dan maknae Omat) mengambil penerbangan malam karena pagi harinya harus menjalankan kewajiban sebagai warga negara. Yupz nyoblos yang pertama kali untuk pemilu serentak 2019.
Penerbangannya pukul 20.00 WIB melalui Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar dengan waktu tempuh sekitar dua jam. Pukul 11.30 WITA kami tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai (waktu Bali lebih cepat satu jam dari waktu Jakarta yaa).

Pihak travel akan jemput ke bandara pukul 06.00 WITA. Karena masih tengah malam, jadi kami berenam sepakat untuk bermalam di bandara.

Di bandara ada drama?
Ada dong haha

Drama ditegur pihak keamanan karena tidur di mushola. Untung kena tegurnya pas hampir pagi jadi ya nggak terlalu dipusingin. Anggap aja alarm subuh haha. #maafpalingseriuspakkeamanan

Setelah drama kena tegur, kami langsung cuss cari toilet untuk cuci muka, gosok gigi, dan ambil wudhu. Mau mandi tapi nggak nemu toilet mandi atau emang gak ada ya?!?!  haha
*pertama kali nge-Bali harap dimaklumi ya.

Setelah sholat subuh, salah satu dari kami mencoba hubungi pihak travel untuk menjemput lebih awal. Bersyukur, pihak travel menyetujuinya. Nggak sampai setengah jam, pihak travel pun sampai kemudian mengantar kami ke Pantai Sanur.
Sanur Beach with Linda

Sesaampainya di pantai Sanur semua sepakat untuk mandi di toilet umum pantai yang menyediakan fasilitas mandi dengan harga murah meriah. Kisaran 7000/orang. Toilet mandinya bersih banget nget-nget. Penjaganya ramah dan cukup sabar dengan keriwehan kami.  Alasan kami sepakat untuk mandi di pantai Sanur karena saat sampai di Penida nanti dan dijemput guide, akan langsung jelajah Penida (sesuai kesepakatan) yang otomatis nggak mampir homestay. Gitu.

Setelah mandi kilat (jebar-jebur, sabunan, gosok gigi, ganti baju dan pakai parfume) kami sarapan di warung pinggiran Pantai Sanur sambil menunggu fastboat datang. Banyak warung makan sepanjang Pantai Sanur. Beberapa member trip memilih sarapan nasi Bali. Harganya cukup terjangkau kisaran 15.000,- sampai dengan 20.000,- sudah termasuk air mineral. Oh iya selain warung makan, di pinggiran Pantai Sanur juga banyak gerai-gerai yang menyediakan pembelian tiket fastboat untuk menyebrang ke Nusa Penida.
Sarapan Nasi Bali Di Pinggir Pantai Sanur

Kenapa Pantai Sanur?
Karena Pantai Sanur adalah penyebrangan terdekat dengan fastboat menuju Nusa Penida.

FYI,  kami memilih paket private tour Nusa Penida all in (Tiket PP fast boat Sanur-Penida, antar jemput pelabuhan, transportasi mobil, guide selama jelajah Penida, air mineral, dua kali makan siang, sarapan (esok hari), dan biaya masuk lokasi wisata. Kecuali makan malam dan toilet bayar sendiri. Sekali masuk toilet umum di Penida 5000,-.

Pukul 07.00 WITA kami sudah berada di fast boat untuk menyebrang menuju Nusa Penida. Butuh waktu sekitar 45 menit untuk sampai di sana. Hari itu gelombang lumayan tinggi sampai bisa membuat fastboat terombang ambing di tengah lautan. Sesekali saking tingginya gelombang, percikan air laut sampai masuk ke dalam lewat kaca jendela. Ada yang teriak karena menikmati dan ada yang tutup mata sambil teriak karena pusing haha. Saya tim teriak menikmati yaa kalau Isty gak tahu wkwk... (bisa dilihat dari ekspresi wajahnya).
Fast Boat Menuju Nusa Penida
Pemandangan birunya laut, cerahnya langit Bali, ditambah lagi suara merdu mas Duta  Sheila On Seven dan nggak ketinggalan deburan ombak yang mengiringi jadi moment indah yang tidak akan mungkin dilupa. Untuk kami berenam. Dan mungkin untuk semua penumpang fastboat haha.

Yeay..
Akhirnya sampai di dermaga Toyapakeh, Nusa Penida. Satu persatu penumpang fastboat turun. Begitu juga tas dan koper penumpang. Di dermaga kami sudah ditunggu guide yang akan mengantar menjelajahi Penida. Sebut saja dia Bli (lupa nama Guidenya dong, maaf ya Bli).

Drama pun terjadi.
Tas Linda hilang dan kita berenam panik. Tapi baiknya Bli guide langsung menghubungi pihak travel di Pantai Sanur. Pihak Travel bilang kalau ternyata tasnya tertinggal di Pantai Sanur. Bli guide berjanji nanti (entah kapan) akan diantar ke Penida. Dan untuk sementara Linda akan kami pinjami baju ganti sampai tasnya dikembali. Gitu.

KLINGKING BEACH
Laut dan Langit Penida
Member Trip Nusa Penida
Klingking Beach bisa dibilang sebagai ikonnya Nusa Penida. Kalau ke Penida harus ke Kelingking Beach. Banyak yang mengatakan Kelingking Beach bentuknya seperti kepala T-Rax. Iya gak sih?!

Nah, untuk foto-foto di Kelingking Beach harus bergantian dengan turis lain. Padat merayap soalnya.

Kami juga sempat berfoto di Paluang Cliff yang letaknya masih satu kawasan dengan Klingking Beach. Paluang Cliff sendiri merupakan view-nya Klingking Beach dari sudut yang berbeda. Di Paluang Cliff ada berbagai spot foto instagramable yang tersedia. Ada ayunan, perahu, dan sangkar burung. Oh iya spot foto yang baru saja disebutin tadi nggak gratis ya alias berbayar hehe.
Paluang Cliff

Nah kami memilih spot foto berbayarnya adalah perahu dengan view point Paluang Cliff. Untuk berfoto di perahu harus merogoh kocek 5000 rupiah per orang.
Spot Foto Paluang Cliff

ANGEL'S BILLABONG
Angel's Billabong 

Angel' Billabong merupakan tempat akhir dari air sungai yang nantinya akan bermuara ke laut. Jernihnya air dan birunya langit Penida jadi kolaborasi yang indah. Saat itu gelombangnya cukup tinggi jadi tidak disarankan untuk turun ke bawah. Jadi, semua turis hanya bisa menyaksikan deburan ombak yang menabrak dua karang besar yang berapit.

BROKEN BEACH/PANTAI UUG
Broken Beach/Pasih Uug

Salah satu yang terbaik menurut saya adalah Broken Beach/Pantai Uug. Lokasinya nggak jauh dari Angel's Billabong. Sekitar 300 meter. Broken Beach merupakan kolam besar yang dibatasi oleh tebing batu yang terdapat lubang ditengahnya. Kami berenam cukup lama di sini menikmati semilirnya angin dan deburan ombak yang menghantam tebing. Berfoto-foto atau sekedar menantikan momen teriak bersama member trip juga turis lain. Lagi-lagi semua menikmati dan berbahagia.

CRYSTAL BAY
Di Crystal Bay, kami bisa melihat pohon-pohon kelapa yang menjulang tinggi, langit biru sepanjang mata memandang, pasir putih yang indah, dan sesekali deburan ombak yang menghantam karang.

Bli guide menyarankan untuk menunggu sunset tiba (Crystal Bay terkenal dengan sunsetnya yang indah). Tapi karena semua member trip sudah lelah dan lapar jadi kami memutuskan untuk menuju ke homestay.

Saya pribadi agak menyesal karena hanya bisa basahin kaki di pinggir pantai dan foto-foto di pinggiran karang. Huhu sedih. Katanya, beberapa jam sebelum kami datang ada turis yang terseret ombak. Saat itu memang sedang tinggi-tingginya ombak. Jadi untuk menjaga keselamatan, untuk sementara turis hanya diperbolehkan di pinggir pantai. Meski ada beberapa turis yang ngeyel.
Crystal Bay

Anak Penida Berburu Ikan Kecil

Oh iya, Saat kami asik foto-foto ada dua anak asli Penida yang sedang mencari ikan kecil. Percakapan mereka berdua pakai Bahasa Bali. Seperti biasa saya pun terkagum-kagum. Dan memutuskan untuk bertanya.

Me: Tahu Jakarta?
Anak penida : Tahu
Me : Pernah ke Jakarta?
Anak Penida : *geleng. Di Jakarta ada kereta?
Me : Banyak
Anak Penida : Ingin ke Jakarta 
Me (dalam hati) : Jakarta bising dek gak usah please
-selesai-

HOMESTAY
Setelah lelah menjelajahi beberapa tempat di Penida, akhirnya menuju penginapan (yeay senangnya). Kami diantar oleh Bli guide ke homestay. Surprise banget sama homestaynya.  Meski nggak semewah hotel Penida tapi homestay kami itu cantik dan viewnya langsung ke laut gitu. Sukak banget nget-nget pokoknya. 
View Homestay Dari Balkon Kamar

Malam hari setelah mandi, sholat maghrib, dan leyeh-leyeh sebentar Bli guide datang untuk antar kami membeli makan malam. . Penida di malam hari tuh tenang dan nggak bising. Gak terlalu banyak mobil seliweran. Selain itu penduduk asli Penida juga ramah-ramah. Sukak deh.

Kami membeli nasi goreng, ayam goreng, es teh manis, dan martabak telor tanpa acar (entah bang abangnya yang lupa kasih atau emang nggak ada acarnya). Makan lesehan di homestay sambil ketawa cekikin bareng member trip. Indah banget nggak sih?!.

Di homestay ada drama?
Sudah pasti wkwk

Mulai dari drama cari arah kiblat yang nggak tuntas-tuntas dari awal kedatangan (meskipun sudah pakai aplikasi canggih) sampai drama Omat takut tidur sendiri di kamar lantai bawah dengan alasan suara ombak lautnya nyeremin. Pada akhirnya, semua drama pun terselesaikan dengan damai dan penuh tawa hehe. Kami pun tidur dengan nyenyak.

SUNRISE, NUSA PENIDA
Setelah shalat subuh saya memutuskan tidak tidur lagi untuk menyaksikan sunrise. Viewnya cantik banget meski dari balkon kamar. Kapan lagi lihat sunrisenya Penida yekan haha. Awalnya cuma liat sunrise dari balkon kamar tapi karena satu persatu member trip bangun, akhirnya turun ke bawah untuk melihat sunrisenya dari jarak lebih dekat. Sambil menunggu sunrise, member trip yang turun foto-foto di ayunan, atau sekedar duduk manis di kursi yang viewnya langsung ke laut.
Sunrise Dari Balkon Homestay

Sunrise Penida

Sebelum Bli guide menjemput kami berenam untuk melanjutkan jelajah Penida. Sekitar  07.30 WITA mbak homestay datang untuk memberikan daftar menu sarapan yang ada. Setelah riweh pilih menu (padahal cuma ada beberapa menu), nggak lama mbak homestay datang mengantarkan sarapan. Menu sarapan yang kami pilih adalah nasi goreng plus es teh manis dan nasi goreng plus es jeruk.

Setelah sarapan dan riweh packing, kami turun sebentar ntuk menikmati pemandangan pagi hari dari homestay sekalian say good bye ke homestaynya haha. Angin sepoi-sepoi, langit biru, dan suara deburan ombak yang buat suasana hati jadi tenang sekaligus berat buat ninggalin homestay.
Cemara's Beach Homestay 

Akhirnya perjalanan pun dimulai (lagi) dan kami gak tahu kemana tujuannya. Semua dipasrahkan kepada Bli Guide haha.

RUMAH POHON MOLENTENG
Rumah Pohon Molenteng

Pulau Seribu

Member Trip Penida (Taken By Lifah)

DIAMOND BEACH
Jumlah anak tangganya ratusan, terjal, dan menikuk. Ada tali besar yang dipasang untuk membantu turis berpegangan agar tidak jatuh. Lebar anak tangganya makin ke bawah makin sempit. Jadi kalau papasan sama turis lain harus bergantian. Satu berhenti dulu satu jalan. Biar semua sampai ke spot yang dituju dengan selamat dan bahagia pastinya.
Tangga Curam Diamond Beach

Tangga Menuju Spot Diamond Beach

Diamond Beach

Member Trip Diomond Beach

Semua member trip turun ke bawah?
Engga.

Yang turun ke bawah hanya empat member Lifah, Isty, Desi, dan Omaaat. Linda dan Ciung menyerah di anak tangga ke.... (nggak inget dan nggak ngitungin haha). Pokoknya mereka berdua menyerah. Kami berempat lanjut turun dengan bermodalkan percaya. Percaya bakal sampai spot yang dituju dan naik kembali dengan sehat dan bahagia meski ngos-ngosan, haha.

Setelah ratusan anak tangga (maybe) dilalui akhirnya sampai di spot yang di tuju, yeeaaay. Pokoknya nggak sia-sia deh panas terik sampai nafas ngos-ngosan. Dibayar lunas sama pemandangan yang luar biasa indahnya. Semilir angin, deburan ombak, langit biru, dan teriknya matahari jadi kolaborasi yang tak terlupakan.

Di sini kami foto-foto dengan latar belakang batu besar dan birunya laut Penida. Oh iya, saat menjelajah Penida, jangan lupa pakai sunblok yaa. Matahari Penida nggak main-main teriknya.
Spot Diamond Beach

Selain spot foto gratis, ada juga spot foto berbayar yang sediakan. Harganya sekitar 100.000,- per orang. Tapi karena kami nggak menyisihkan budget untuk foto berbayar, jadilah hanya berswafoto dengan handphone dan kamera yang dibawa Isty. Gitu.
Spot Foto (Berbayar) Ayunan Diamond Beach

BYE, NUSA PENIDA
Setelah trip Nusa Penida selesai, Bli guide mengantar kami ke dermaga Tayopakeh untuk menyebrang menuju Pantai Sanur. 

Masih ada waktu sebelum fastboat sampai di dermaga. Empat member trip menikmati duduk santai di pinggir dermaga. Sekedar untuk foto-foto dan jadi tukang foto (maafin ya Omaat udah nyusahin selama trip). Setelah sesi mengabadikan moment berakhir kami pun lanjut untuk sesi curhat. Suasana mendukung banget.
Dermaga Toyah Pakeh

Setelah fastboat tiba di dermaga, satu persatu penumpang naik. Kali ini kami dapat duduk di depan. Suara ombak yang menghantam fastboat lagi-lagi berkolaborasi dengan musik dan teriakan penumpang karena deburan air yang masuk ke dalam fastboat. Dan lagi-lagi saya menikmatinya. Perjalanan pulang dengan fastboat agak lebih menyenangkan karena sudah nggak kaget dengan ombak yang buat pusing kepala.
Fast Boat Nusa Penida

Setelah sampai di Pantai Sanur trip Nusa Penida kami pun berakhir.

Eitss masih ada dua malam lagi, kami akan melanjutkan trip kami di Bali dan sekitarnyaa.

Baca juga : TRIP BALI PART 2 
READ MORE... TRIP BALI #1 : INDAHNYA NUSA PENIDA